Telepon : 0274-5027367
Email : info@widyamataram.ac.id
Tugu Khatulistiwa merupakan objek pariwisata dan juga sarana edukasi pendidikan. Pengembangan diperlukan karena selain minimnya fasilitas edukasi dan pariwisata, juga disebabkan perlu adanya pusat edukasi dan sejarah bagi masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Annisa Syifa Mulyana, mahasiswi Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Widya Mataram pada Senin (17/7) di Gedung FST UWM.
Annisa mendesain Khatulistiwa Interactive Science Center dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik. Desain ini telah dipresentasikan pada acara pameran karya mahasiswa dengan tajuk “GELAR KARYA STUDIO MAHASISWA ARSITEKTUR UWM 2023” selama dua hari (6-7/7) di Pendopo Agung Dalem Mangkubumen Kampus I UWM.
Desain ini terinspirasi Tanjak Melayu, yang merupakan topi khas Melayu yang digunakan sebagai simbol kewibawaan masyarakat Melayu, dan merupakan salah satu aksesoris pakaian untuk pria Melayu. “Desain ini juga terinspirasi dari motif tenun Corak Insang, yang pada mulanya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadriah sebagai penunjuk identitas status sosial bagi satu keluarga/kelompok dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Annisa mengemukakan bahwa penekanan arsitektur bioklimatik salah satunya adalah pada penekanan energi yang lebih rendah dalam pengoperasian bangunan. “Penekanan yang lain adalah pada keinginan untuk merasakan iklim eksternal yang khas dari suatu tempat dan juga kepedulian terhadap lingkungan ekologi,” tutupnya.
Humas@UWM
