Home
news
Semangat Sumpah Pemuda, Lulusan Sarjana Harus Memiliki Jiwa Entrepreneurship

Semangat Sumpah Pemuda, Lulusan Sarjana Harus Memiliki Jiwa Entrepreneurship

news Senin, 2020-10-26 - 16:05:36 WIB

Momentum hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober masih relevan bagi generasi muda untuk mendorong semangat perubahan menuju masa depan Indonesia yang cerah. Sumpah Pemuda merupakan jati diri bangsa Indonesia yang harus selalu ditanamkan untuk semangat nasionalisme dan patriotisme.

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM), Nany Noor Kurniyati, SE., MM., M.Sc mengatakan, dari peristiwa sejarah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang lalu, menumbuhkan semangat bangsa secara kolektif untuk bangkit dan berjuang melawan kolonial, membakar semangat rakyat tanpa dibatasi perbedaan suku, agama, dan bahasa untuk aktif merebut kemerdekaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda semestinya menjadi acuan para generasi muda terdidik dalam perjuangan mengatasi ragam permasalahan negeri saat ini.

“Permasalahan yang masih menjadi tantangan besar menyangkut generasi muda ialah tingginya angka pengangguran terdidik yang dapat dilihat dari angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan perguruan tinggi dengan rentang pendidikan S1 hingga S3,” terang dosen Program Studi (Prodi) Manajemen itu pada Kamis (26/10/2020).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nany membeberkan, per Desember 2019, TPT lulusan perguruan tinggi mencapai 737.000 orang. Jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang. Meski persentasenya turun dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,89 persen, angkanya di atas rata-rata pengangguran nasional yang sebesar 5,28 persen. Sementara saat pandemi Covid-19, diperkirakan jumlah pengangguran di Indonesia meningkat 3,7 juta orang.

“Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyiapkan lulusan melalui konsep pendidikan dengan model baru yang dapat menghasilkan lulusan berdaya saing, mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri, dan berkarya untuk memberikan kemanfaatan bagi sesama,” kata Nany.

Menurutnya, para generasi muda terdidik dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang telah membuka batasan-batasan jarak, ruang dan waktu. Perkembangan teknologi informasi juga membuka peluang untuk menuangkan kreativitas. Nany berharap, adanya orientasi, paradigma, dan sistem pendidikan yang baru dapat mengatasi masalah pengangguran terdidik. Institusi pendidikan, para lululsan dan para calon tenaga kerja juga perlu mempersiapkan skill yang mumpuni, seperti kemampuan berbahasa asing, menguasai teknologi, dan kemampuan entrepreneurship. 

“Sebagai generasi muda dari berbagai daerah, suku dan dengan berbagai talenta semestinya tidak hanya duduk berpangku tangan, namun memperjuangkan cita-cita dirinya dan cita-cita bangsa mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.

©HumasWidyaMataram


Share Berita