Home
news
Penelitian Multidisiplin Kunci Pemecahan Masalah Sosial: Seminar Nasional dalam Dies Natalis ke-43 UWM

Penelitian Multidisiplin Kunci Pemecahan Masalah Sosial: Seminar Nasional dalam Dies Natalis ke-43 UWM

news Senin, 2025-10-20 - 09:39:23 WIB

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-43 Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Dr. Andreas Budi Widyanta, S.Sos., M.A., menyampaikan paparan ilmiah bertajuk “Metodologi Penelitian Multidisiplin untuk Pemecahan Masalah Sosial di Masyarakat” dalam Seminar Nasional bertema “Pengembangan Pendekatan Multidisiplin dalam Pemecahan Masalah Sosial di Masyarakat” yang digelar di Pendopo Agung Kampus Terpadu UWM pada Selasa (14/10). Dalam presentasinya, Widyanta menekankan bahwa pendekatan penelitian multidisiplin merupakan kunci penting dalam memahami dan memecahkan permasalahan sosial yang semakin kompleks, seperti penguatan UMKM, pembangunan berkeadilan, ketahanan pangan, serta isu-isu kelompok rentan di masyarakat.

Menurutnya, pendekatan multidisiplin memungkinkan penggabungan berbagai perspektif dan metode dari beragam disiplin ilmu untuk melihat fenomena sosial secara lebih menyeluruh. Setiap disiplin ilmu tetap mempertahankan karakteristik dan metodenya masing-masing, namun berkontribusi terhadap tujuan penelitian bersama. Dengan demikian, kolaborasi lintas ilmu mampu melahirkan solusi yang lebih inovatif, aplikatif, dan berkeadilan. “Masalah sosial tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu sudut pandang. Diperlukan integrasi ilmu yang berbeda agar kita memperoleh pemahaman yang komprehensif,” ujarnya yang juga selaku Ketua Social Research Center (SOREC) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dalam penjelasannya, Widyanta juga menguraikan pentingnya metode campuran (mixed methods) yang menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk menangkap realitas sosial secara utuh. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam menjawab kompleksitas persoalan masyarakat, karena memungkinkan analisis mendalam terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara bersamaan. Ia menambahkan bahwa keberhasilan penelitian multidisiplin sangat bergantung pada sinergi tim peneliti lintas bidang, komunikasi yang intensif, serta pemahaman metodologis bersama.

Lebih jauh, ia menyoroti sejumlah tantangan dalam penelitian multidisiplin, seperti perbedaan paradigma dan terminologi antar-disiplin yang sering menimbulkan kesenjangan konseptual. Namun, hal itu dapat diatasi melalui dialog ilmiah yang terbuka, penyusunan kerangka konseptual integratif, serta pelatihan metodologis lintas bidang. Widyanta juga menegaskan bahwa manfaat pendekatan multidisiplin jauh melampaui tantangannya, karena mampu menghasilkan solusi riset yang lebih relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Dalam konteks Daerah Istimewa Yogyakarta, Widyanta mencontohkan berbagai penerapan penelitian multidisiplin, antara lain pada pengembangan ekonomi lokal dan UMKM melalui kolaborasi antara bidang ekonomi, manajemen, dan teknologi; pada pembangunan berkeadilan yang melibatkan ilmu hukum, kebijakan publik, dan sosiologi; serta pada isu ketahanan pangan dan lingkungan yang mengintegrasikan pertanian, klimatologi, dan ekonomi. Pendekatan ini juga relevan untuk isu perlindungan kelompok rentan dan pengembangan inovasi industri berbasis teknologi.

Mengakhiri paparannya, Widyanta menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam melaksanakan penelitian lintas disiplin. Ia juga mendorong peningkatan kapasitas metodologis dan fasilitas riset agar hasil penelitian dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan publik secara berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian multidisiplin bukan hanya memperkaya khasanah akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.


Share Berita