Home
news
Ketika Dunia Modern Meniru Pesantren: Santri dan Warisan Pendidikan yang Menjadi Teladan Dunia Modern

Ketika Dunia Modern Meniru Pesantren: Santri dan Warisan Pendidikan yang Menjadi Teladan Dunia Modern

news Rabu, 2025-10-22 - 09:34:38 WIB

Oleh: Bagus Anwar Hidayatulloh, S.H., M.H., M.Sc., Dosen Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta

Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebuah momentum untuk mengenang, menghargai, dan merefleksikan peran besar kaum santri dalam sejarah dan peradaban bangsa. Tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” mengingatkan kita bahwa santri tidak hanya berperan dalam perjuangan kemerdekaan, tetapi juga menjadi kekuatan moral dan intelektual yang mengawal perjalanan bangsa hingga kini.

Dari sisi historis, kaum santri merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak ulama dan santri yang turut mengobarkan semangat jihad melawan penjajahan. Peran ini bukan hal sepele, melainkan fondasi spiritual dan nasionalisme yang melahirkan kemerdekaan. Sayangnya, kini santri kerap dipersepsikan hanya sebagai kelompok tradisional dan kolot. Padahal, tidak sedikit intelektual, pemimpin, dan cendekiawan modern yang berasal dari pesantren. Mereka adalah bukti bahwa pesantren mampu melahirkan manusia berilmu, berkarakter, dan terbuka terhadap perubahan zaman.

Dari aspek keilmuan agama, pesantren adalah lembaga yang tidak memiliki tandingan. Hanya di pesantren lahir ribuan penghafal Al-Qur’an, ahli tafsir, hadist, fiqih, dan bahasa Arab yang mendalam ilmunya. Para santri menekuni ilmu agama secara menyeluruh dari ilmu substansi seperti tafsir, hadist, fiqih, ushul fiqih, hingga ilmu alat seperti nahwu, shorof, balaghah, dan mantiq. Selain itu, pesantren juga mengasah seni membaca dan memahami Al-Qur’an melalui tajwid, tilawah, syahril Qur’an, hingga hifdzil Qur’an. Sistem ini membentuk keseimbangan antara akal dan moral, antara rasionalitas dan spiritualitas.

Dari sisi sejarah kelembagaan, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, bahkan sudah ada jauh sebelum Republik ini berdiri. Saat ini terdapat lebih dari 40.000 pesantren di Indonesia, dibandingkan sekitar 430.000 sekolah formal, menunjukkan bahwa pesantren menyumbang hampir 10% dari keseluruhan lembaga pendidikan nasional. Ini bukan angka kecil, melainkan bukti bahwa pesantren berperan besar dalam membentuk wajah pendidikan Indonesia.

Lebih menarik lagi, banyak lembaga pendidikan modern kini justru mengadopsi, meniru, bahkan menjiplak sistem pendidikan pesantren, baik dalam hal kurikulum, metode pengajaran, sistem asrama, maupun pembinaan karakter. Program seperti boarding school, character building, pendidikan berbasis moral dan spiritual, hingga sistem full day school sejatinya merupakan hasil adaptasi dari tradisi pesantren. Namun ironisnya, kontribusi pesantren seringkali tidak diakui dan bahkan dianggap kurang modern. Padahal, sistem pendidikan pesantren telah lebih dahulu menerapkan konsep pembelajaran holistik yang kini justru diidealkan oleh dunia pendidikan modern.

Kaum santri juga memiliki peran penting dalam menjaga nilai kebangsaan dan moderasi beragama. Pesantren menjadi benteng moral bangsa yang konsisten menolak ekstremisme dan terorisme. Fakta menunjukkan, pelaku terorisme di Indonesia bukan berasal dari kalangan santri, melainkan dari kelompok ekstrem yang memiliki paham anti-NKRI. Pesantren justru menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin Islam yang damai, terbuka, dan cinta tanah air.

Tentu, pesantren seperti lembaga lain juga memiliki kekurangan yang perlu terus dibenahi dan dievaluasi. Namun, tidak ada alasan untuk mengabaikan peran historis, sosial, dan intelektual kaum santri. Santri adalah representasi bangsa yang berjuang tanpa pamrih, dengan keikhlasan dan ilmu sebagai bekal utama.

Kini, ketika dunia memasuki era disrupsi dan globalisasi, semangat keilmuan dan kemandirian santri menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menuju peradaban dunia peradaban yang berakar pada iman, ilmu, dan akhlak.


Share Berita