Home
news
Grebeg Syawal: Tradisi Gunungan dari Kraton Yogyakarta ke Masjid Kauman hingga Dalem Mangkubumen

Grebeg Syawal: Tradisi Gunungan dari Kraton Yogyakarta ke Masjid Kauman hingga Dalem Mangkubumen

news Senin, 2025-03-31 - 14:01:04 WIB

Dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025, Kraton Yogyakarta kembali menyelenggarakan tradisi Grebeg Syawal yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan warisan sejarah Kraton. Acara ini diadakan bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap keberkahan bulan Ramadan.

Grebeg Syawal dimulai dengan prosesi pengambilan Gunungan dari Kraton Yogyakarta yang kemudian dibawa dengan penuh hikmat menuju Masjid Kauman, sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan umat Muslim. Gunungan ini adalah simbolisasi dari hasil bumi dan berkah yang diterima selama bulan Ramadan, yang menjadi bagian penting dalam upacara tradisi Grebeg Syawal.

Setelah dari Masjid Kauman, Gunungan akan dibawa menuju Kompleks Dalem Mangkubumen, tepatnya di Pendopo Agung Dalem Mangkubumen. Kompleks Dalem Mangkubumen sampai saat ini masih digunakan sebagai bagian dari Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta sejak tahun 1982.

Di sini, Gunungan akan diberikan secara simbolis kepada abdi dalem dan warga sekitar dalam bentuk udeg-udeg. Udeg-udeg adalah bagian dari tradisi yang menunjukkan rasa terima kasih kepada masyarakat, yang disampaikan melalui pembagian hasil bumi dan makanan yang ada pada Gunungan.

Dalam acara ini, turut hadir GKR Dr. (H.C) Mangkubumi, yang memberikan sambutan bahwa Tradisi Grebeg Syawal adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap masyarakat, serta sebagai ajang untuk saling berbagi berkah di Hari Raya Idul Fitri. "Gunungan yang dibawa ke Dalem ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga merupakan bentuk kebersamaan dan rasa syukur kami kepada Tuhan," ujarnya.

Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antar warga Kraton, abdi dalem, dan masyarakat Yogyakarta, serta menjaga kelestarian tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.


Share Berita