Jumlah mahasiswa lulus selama 2022 sebanyak 1,85 juta orang dan pada tahun yang sama terdapat 133,82 kesempatan kerja di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, maka pilihan menjadi sangat penting, apakah menjadi pengusaha adalah pilihan yang tepat. Hal ini disampaikan oleh Mahendra Kusuma yang merupakan co-founder Sujud Company dalam Workshop Literasi Digital: Grow Up Your Start Up pada Jumat (17/11/2023) di Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram (UWM), Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Forum Rektor Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat, dan para pelaku UMKM. Narasumber lain dalam kegiatan ini adalah Bernadhed, M.Kom. yang merupakan praktisi pendidikan dan Fajaruddin Ahmad yang merupakan Founder Jack & Revo Studios.
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa kunci menjadi wirausaha adalah disiplin, konsisten, dan persisten. “Kuncinya adalah dengan riset. Tentukan produk atau jasa yang akan didalami, buat buyer terpesona, buat model bisnis, dan tentukan strategi. Jika semuanya sudah dilakukan, selanjutnya adalah evaluasi dan improvement,” tegasnya.
Puji Qomariyah, S.Sos., M.Si. yang merupakan Ketua Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) UWM dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam workshop start-up, para pelaku UMKM dapat mempelajari cara mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin dihadapi bisnis mereka. “Ini membantu meningkatkan ketahanan bisnis dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungan bisnis,” kata Wakil Rektor (WR) III dan juga dosen Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UWM ini.
Bernadhed dalam presentasinya menyampaikan bahwa start-up sering kali muncul dengan ide-ide inovatif dalam bentuk produk atau layanan. “Teknologi Informasi (TI) memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan, desain, dan implementasi inovasi ini, baik itu dalam bentuk pengembangan perangkat lunak, platform online, atau solusi teknologi lainnya, TI memungkinkan start-up untuk menciptakan produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.
Fajar dalam kesempatan ini mengemukakan bahwa entrepreneur adalah tentang memberi nilai tambah atau value added. “Tentukan apa yang membuat produk atau layanan Anda unik. Fitur, kualitas, inovasi, atau faktor lain yang membedakan Anda dari pesaing,” tambahnya.
Humas@UWM