Home
news
Banyuraden Digital Valley Mimpi Mirip Silicon Valley

Banyuraden Digital Valley Mimpi Mirip Silicon Valley

news Jumat, 2023-11-17 - 16:45:14 WIB

Istilah "Digital Valley" atau kawasan yang menjadi pusat inovasi teknologi dan industri digital untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung perkembangan industri teknologi. Contoh yang terkenal adalah Silicon Valley di California, Amerika Serikat, yang diakui sebagai pusat teknologi dan inovasi global. Selain itu, ada juga Tech City di London, Zhongguancun di Beijing, dan banyak lagi di seluruh dunia. Hal ini disampaikan oleh Puji Qomariyah, S.Sos., M.Si. yang merupakan Ketua Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Universitas Widya Mataram (UWM) dalam Workshop Literasi Digital: Inkubasi Bisnis dan Inovasi Digital Marketing pada Kamis (16/11/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Forum Rektor Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat, dan para pelaku UMKM. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Si. yang merupakan praktisi pendidikan, Ahmad Muhlisin yang merupakan Founder & Business Development di PT Indigen Karya Unggul, dan Syahira Rohmatun Zahroh yang merupakan owner Reve Hijab dan Celengan Target.


Silicon Valley dikenal sebagai pusat inovasi teknologi global. Beberapa perusahaan teknologi paling terkenal di dunia, termasuk Google, Apple, Facebook, dan banyak lagi, berpusat di wilayah ini. “Silicon Valley telah menjadi tempat kelahiran banyak perusahaan teknologi sukses. Startup-startup yang dimulai di garasi atau ruang kantor kecil telah berkembang menjadi perusahaan-perusahaan multinasional yang dominan di industri teknologi,” kata Puji yang merupakan Wakil Rektor (WR) III UWM ini.  


Banyuraden Digital Valley (BDV) merupakan ruang (space-place) taman budaya yang dibangun dan diikhtiarkan UWM agar bisa tumbuh dan menyatu dalam kehidupan masyarakat terintegrasi dengan dunia kampus. “BDV diharapkan besar bersama masyarakat dan menjadi agen perantara dan pembangun sinergi-kolaborasi antara akademisi, dunia usaha atau industri, pemerintah, dan masyarakat dengan berbasis teknologi,” kata dosen Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UWM ini.


Aris dalam presentasinya menyampaikan tentang agribisnis dan pemberdayaan masyarakat. “Agribisnis memiliki peran vital dalam pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan produksi dan efisiensi pertanian, sehingga memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi petani lokal. Melalui integrasi agribisnis, masyarakat dapat terlibat dalam seluruh rantai nilai pertanian, memperluas akses mereka ke pasar, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara berkelanjutan,” tambahnya.
Ahmad dalam pemaparannya mengemukakan tentang penggunaan teknologi dalam pengembangan pertanian. “Smart greenhouse merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam pengembangan pertanian,” katanya.


Syahira dalam penjelasannya mengungkapkan tentang pentingnya mahasiswa memiliki bisnis sendiri, terutama bisnis online. “Buat rencana bisnis yang spesifik, manfaatkan waktu luang, dan tetap fokus pada tujuan,” tegasnya.


Humas@UWM


Share Berita