Home
news
Lebaran di Tengah Pandemi, Keselamatan Bersama Lebih Diutamakan

Lebaran di Tengah Pandemi, Keselamatan Bersama Lebih Diutamakan

news Rabu, 2021-05-12 - 15:05:10 WIB

Melarang seluruh aktivitas di tengah pandemi bukan menjadi solusi untuk lepas dari persoalan. Sikap moderat mencari jalan tengah harus dilakukan, agar perekonomian tetap berjalan. Sekalipun ada resiko dalam berkompromi dengan situasi pandemi, hal itu menjadi tantangan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat untuk dihadapi bersama. Demikian disampaikan Abdul Halim Muslih, Bupati Bantul dalam Webinar Kuliah Sore Alternatif Ramadhan 1442 H bertema Lebaran Kedua di Tengah Corona, Selasa (11/5/2021) melalui aplikasi zoom.

Kuliah Sore diselenggarakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) DIY dengan menghadirkan narasumber Abdul Halim Muslih (Bupati Bantul), Dra. Koestini Sri Purnomo (Bupati Sleman), Drs. Heroe Poerwadi, MA (Wakil Walikota Yogyakarta), dan Herry Zudianto (Ketua ICMI ORWIL DIY).

“Sebagaimana disampaikan Gubernur DIY, kita harus berdamai hidup berdampingan dengan Covid-19 seperti yang diistilahkan sleeping with enemy. Kita tidak bisa hanya berdiam diri di dalam rumah tanpa melakukan aktivitas apapun, tentu saja berdampingan dengan Covid-19 harus menerapkan prokes,” terang Abdul Halim Muslih.

Dijelaskan oleh Bupati Bantul, dalam menghadapi pandemi ini objek wisata dibuka dengan prokes ketat. Dari aspek pendidikan, sekolah sudah melakukan uji coba tatap muka. Di samping itu aktivitas ekonomi seperti mal dan pusat perbelanjaan juga tetap dibuka.

“Sudah disosialisasikan kepada masyarakat tentang larangan mudik. Bagi masyarakat yang sudah terlanjur mudik juga sudah disediakan shelter untuk karantina. Saat ini kesehatan dan keselamatan bersama harus lebih diutamakan,” kata Abdul Halim Muslih.

Ketua Dewan Pakar ICMI DIY, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec menuturkan, perekonomian Indonesia memang secara bertahap bergerak, namun masih resesi. Pada kuartal pertama masih negatif 0,74 % Year on Year, bahkan minus 0,96 % dari kuartal ke kuartal, artinya target perekonomian tidak seperti yang diperkirakan pada tahun lalu.

“Ini mengingatkan kita untuk tetap waspada, jangan sampai kita cepat puas dan over optimistik yang berakibat covid meroket kembali. ICMI sebagai kumpulan pemikir, cendekia, profesional, dan ulil albab tidak boleh tinggal diam, namun harus ada langkah aktif sesuai kompetisinya supaya bisa mengendalikan Covid-19,” ucap Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) itu.

Sementara itu, Koestini menyebutkan bahwa dalam menindaklanjuti edaran Presiden, maka Pemerintah Kabupaten Sleman memperketat persyaratan bagi pemudik. Pengetatan di perbatasan juga dilakukan pada 5 titik bekerjasama dengan Polres dan gugus tugas. Kebijakan lain yang diterapkan juga menyasar pada aktivitas ibadah, pembayaran zakat fitrah yang harus dilakukan dengan prokes ketat, dan peniadaan takbir keliling. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri bisa dilaksanakan di masjid dan lapangan terbuka namun hanya lingkup padukuhan.

“Kami bekerjasama dengan semua pihak dari RT, RW, Dukuh dan Kalurahan serta masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran Covid-19 di masing-masing wilayah,” ucap Koestini.

©HumasWidyaMataram


Share Berita