Home
news
Dosen Ilmu Komunikasi Tanamkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada Anak-anak

Dosen Ilmu Komunikasi Tanamkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada Anak-anak

news Jumat, 2020-03-20 - 09:39:09 WIB

Keberlimpahan arus informasi di era modern saat ini telah membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia, salah satunya kehadiran internet yang semakin masif penggunaannya di kalangan masyarakat, sehingga dapat menggeser kebudayaan asli yang ada di negeri ini. Hal itu disampaikan Dyaloka Puspita Ningrum, S.I.Kom., M.I.Kom., Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram (UWM). 

“Masuknya budaya asing akibat dari proses globalisasi dapat mengancam karakteristik dan nilai kebudayaan bangsa, termasuk di Kota Yogyakarta, ” papar Dyaloka pada Kamis (19/3/2020). 

Dosen yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu menuturkan Indonesia kaya akan kebudayaan yang beragam dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Kebudayaan yang ada di Kota Jogja menyimpan pesona dengan kearifan lokal yang dapat menarik perhatian orang banyak. 

Merespon fenomena tersebut, Dyaloka melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di TK Negeri 3 Suryoputran bertema Pendekatan Komunikasi Budaya dalam Pengoptimalan Nilai-Nilai Kebangsaan pada Anak Usia Dini. Sebanyak 28 anak didik berusia 4-6 tahun yang di dampingi langsung oleh wali kelasnya yang berjumlah 4 orang terlihat begitu antusias dan tertib mengikuti berjalannya kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tersebut, walaupun dalam kondisi yang cukup genting di tengah-tengah isu sosial yang menerpa kota Jogja itu sendiri mengenai wabah Corona dengan segala upaya tentunya yang juga telah disiapkan oleh pihak sekolah. 

“Pengabdian ini menyasar anak-anak usia dini karena masih polos, dan menjadi gerbang kesadaran untuk terus mengamalkan dan mempelajari suatu kebudayaan asli daerah di tengah maraknya penggunaan gawai yang bahkan seringkali diberikan orang tua kepada anak disela-sela kesibukannya,” terangnya. 

Dyaloka menambahkan, materi yang diberikan kepada para calon generasi penerus bangsa itu meliputi tayangan gambar dan video, nilai-nilai kearifan lokal, jenis-jenis budaya barat yang masuk ke Indonesia beserta dampaknya, penjelasan empat pilar nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak juga diajak mempraktikkan langsung permainan tradisional yang mulai terlupakan sebagai bentuk sosialisasi. 

©HumasWidyaMataram


Share Berita